Paris

Part 2

"PARIS"



"Yaa?" Aku memusatkan tatapanku kepadanya.
Lalu ia memegang tanganku
*DEG!*
Sontak jantungku berdetak kencang dan berkeringat
"Kamu jangan natap aku kayak gitu dong, jadi gimanaaa gitu kesannya" ucapnya
"Hhh buruan mau ngomong apaan sih?! Eh..." Aku keceplosan.
"Aku sebenernya udah suka sama kamu dari kelas 7..mau gak jadi pacar aku?"

*shock*

"Kalau suka dari kelas 7, kenapa nggak dari kelas 7 aja nembaknya? Gue mau pindah gini lu baru bilang, ya gue ragu kalau misalnya harus long distance relationship" aku menolaknya secara halus
"I'll keep our relationship. I'll never wanna flirt with other girls. I promise"
"Nggak tau deh Dam, I couldn't give you an answer now"
"Aku tunggu jawaban kamu besok. Ok?" Ia menatapku sambil tersenyum
Aku hanya menarik nafas dan menangguk.

.

Setelah menonton, kamipun pulang.

.

Ketika aku sampai dirumah, aku berterimakasih kepada Adam dan masuk kerumah.

Suasana rumah hening. Hanya terdengar suara TV yang menyala.

"Risa? Is that you? Rapihin barang-barangnya, kita pindah sekarang" ucap ayahku

'WHAT?! Sekarang?!' Aku membatin.

Aku langsung berlari ke kamar ayahku, dan melihatnya sedang memasukan pakaian ke koper.

"Dad?" Tanyaku
"Risa? Denger kata Daddy gak? Rapihin barang-barangnya. Pesawat kita jam 11" ucapnya
"Kenapa hari ini? Bukannya Jumat? Daddy please, aku belum pamit sama temen-temen sekolahku"
"Denger kata Daddy! Nurut! Daddy ada kerjaan mendadak! Bos Daddy udah marah-marah! Kamu ngertiin Daddy makanya!" Ia membentakku
"Nggak mau. Pokoknya nggak mau sekarang!" Aku berlari ke kamarku dan mengunci pintu.

Aku menangis sampai tertidur.

Ketika bangun, aku bingung karena aku sudah berada di bandara soetta.

"Udah bangun?" Kata Andhika
"Kenapa aku disini?" Tanyaku
"Kita mau pindah"
"Handphoneku mana?"
"Nih" ayahku memberiku handphone dan ternyata batterynya....habis....
"Dhik! Pinjem hp!" Ucapku secara tiba-tiba
"Buat apa?"
"Sms Kesy!"
"Gue nggak ada nomornya"
"Ris, Andhika, ayo naik" ucap ayahku
"Ta-ta-ta-tap-tapi-"
"Ayo cepet" kata Andhika.

Lalu kami naik ke pesawat, aku menangis karena tidak bisa menghubungi Kesy sebelum berangkat.

.

.

Selama 13 jam di pesawat aku hanya menangis, tidur dan menatap jendela.
Dan akhirnya aku sampai disana jam 9 malam.

"Dad, kita nginep dimana? Cepet dong aku mau ngecharge handphone" ucapku
"Rumah tante Danisha sementara ini. Habis itu kita beli apartemen" jelas ayahku
"Tante Danisha siapanya papa?"
"Kakak. Dia jemput kita looh, eh kamu masih inget Greyson kan? Dia juga lagi disini"
"Piggy? Disini? Dimananya? Dirumah tante Danisha juga?"
"Iyaaa"
"Ooh, piggy ikut jemput gak Dad?"
"Nggak tau, tunggu bentar Daddy telpon dulu"
Ayahku menelpon tante Danisha, aku dan Andhika menunggunya sampai selesai menelpon.
"Ayo, udah di depan" ucapnya.
Kami berjalan dan...
"Daniel! Overhere!" Suara ibu-ibu memanggil ayahku.
"Wheey, Danisha!" Terntara itu tante Danisha, ia menghampiri kami.
"How are you? Good to see you, and who is this beautiful girl?" Katanya
"Risa, my daughter. You haven't meet her. Risa this is Aunt Danisha" ucap ayahku.
"Halo tante, Risa" aku menjabat tangannya.
"Kamu cantik yaa, kayak mama kamu..umm...ohiya Andhika! Long time no see! Tante kangen sama kamu" ia memeluk Andhika
"Hahahah, k. Ayo, aku udah dingin disini lama-lama" ucap ayahku
"Ok, ayo" 
Tante Danisha membawa kami ke tempat parkir lalu pulang ke rumahnya.

Rumahnya berada di dekat menara Eiffel, dekat sekali. Kepeleset juga nyampe....(?)
Ketika sampai aku langsung mengecharge handphoneku di ruang tamu.

Tiba-tiba tante Danisha lewat.

"Tant.... Kalau mau beli kartu prabayar disini tuh dimana?" Tanyaku
"Di tokonya lah sayang, kenapa? Mau nelpon pacarnya yaa? Hahaha, besok aja carinya, udah malem. Tidur dulu sana, ayo tante anter" ia mengantarku ke sebuah kamar.
Ia menjelaskan detail dari kamar itu,
"Tan, ada wifi kan?" Tanyaku tiba-tiba saat ia baru saja ingin meninggalkan ku.
"Ada kok. Kalau mau pakai, pakai aja. Goodnight Risa" ia meninggalkanku.

Aku langsung membuka laptop dan mengabari Kesy lewat twitter.

: "@ dear Kesy, aku udah sampe di Paris. Maaf aku nggak kabarin kamu, ayahku mendadak bawa aku pergi. Btw on skype yaa" bunyi tweetku.

Lalu ia langsung menelponku di skype.

"Risa!" Ia memanggilku
"Apaaaaa. Eh kamu nggak lagi di jam pelajaran apa?" ucapku
"Its 10am here and its a break time on school. Don't you remember a time different?"
"Hehehe ok, panggilin Adam dungse"
"Ngapain? Adam tadi masuk UKS, kepalanya kepentok tiang. Hahahaha"
"Ha? Kok bisa?!"
"Bisa lah, kenapa sihh?"
"Bilangin gue nerima dia ok? Suruh dia on skype pas pulang sekolah aja. Bilang gue nungguin"
"Nerima? Apaan? Nerima apa?"
"Apalah itu udah yaaa ok bye muahhh"

Aku mematikan paksa laptopku dan mengganti baju, aku memakai piyama dan keluar kamar membawa ipad untuk berinstagram-ria. Aku mencari tempat yang cocok untuk berfoto,
Backyard rumah tante Danisha.
Dari backyard ini sudah tampak menara Eiffel yang indah.

Lalu...

*TUG!!*

"Awwh!!" Aku menjerit, ada yang melempar bola golf ke kepalaku saat aku asik dengan ipadku
"HAHAHAHA!!" Terdengar seperti tertawa Andhika di jendela kamarnya dengan seseorang
"Dhika! Awas lo!" Aku berlari untuk ke kamarnya, "Lo tuh punya otak gak sih?! Sakit tau! Bola golf tuh keras!" Ucapku ketika baru saja sampai di kamarnya.
"So, emang gue pikirin?" Katanya.
"Sialan lo. Betein!" Aku bergegas pergi keluar dari kamarnya, tapi...aku membalikan badan kembali.
"Gayson?" Ucapku karena baru sadar kalau orang yang mentertawaiku bersama Andhika tadi adalah Greyson.
"Call me by my name!" Ucapnya
"Ya itu, nama lo kan? Gayson?" Kataku jahil
"G-R-E-Y-S-O-N. Nama gue GREYSON" 
"Hey piggy"
"Hhh" ia menarik napas kesal.
"Hahaha, bercanda. Long time no see Grey, miss you" ucapku sambil memeluknya
Ia memelukku balik, "Miss you too, Ris" katanya.
"Ok, gotta go. Goodnight" aku melepas pelukanku dan bergegas kembali ke kamar,
"Sleep tight" ucap Greyson menatap mataku dalam.

*DEG!*

'Gue kenapa?! Keringetan?! Deg-degan pas dia natap gue, gue.....suka sama dia? Hell no. Nggak, nggak mungkin lo suka sama sahabat sendiri Ris!' Aku membatin sambil menatap matanya, his brown sleepy eyes.

Kami saling bertatap-tatapan, until...

"Erkhem!" Andhika membuyarkan kami.
"Night" aku buru-buru meninggalkan mereka ke kamarku
Lalu aku membuka laptopku, kulihat Adam sedang online di skypenya.

"Dam..." Sapaku di chat
"Kamu jahat." Balasnya
"Hah?! Jahat gimana? Answer call doongg" balasku lagi.
"Dam? Aku jahat kenapa?" Tanyaku
"Kamu nggak bilang aku kalau mau pindah secepat itu" katanya.

Lalu tiba-tiba

"Risaaaa!" Itu Greyson, masuk ke kamarku
"Apaan? Sana-sana jangan ganggu orang lagi pacaran" ucapku
"Pacar mana? Liat dong, ganteng gak? Gantengan mana sama gue? Gue kan? Gue tau kok gue ganteng" ucapnya pede
"Dam, nanti di call lagi yaa. Cepet sembuh" ucapku ke Adam
"Makasih, goodnight Ris.."
Aku menutup laptopku lagi

"Geez! What do you want?!" Ucapku ke Greyson
"I want you..." Katanya sambil menaikan alis mata kanannya.
"GREYSON! Ish jijik banget. Najis najis najis"
"Hahaha, bercanda. Gue kangen sama loooo"
"Awawww Risa dikangenin. So sweet lo Grey"
"Haha, dari dulu ampe sekarang gue emang manis"
"Yeee, eh lo ngapain disini? Bukanya di Oklahoma?"
"Sekolah, tapi cuma sementara. Makanya pas gue tau lo mau kesini juga gue nelpon kemarin, tapi lo lagi mandi"
"Terus?"
Greyson duduk di bibir kasurku.
"Yagituu" ucapnya
"Hahaha, Kak Alexa apa kabar Grey?" Tanyaku
"Baik, dia baru aja masuk kuliah"
"Kak Tanner?"
"Ga usah ditanya, dia udah asik sama calon tunangannya"
"Hahaha, dasar piggy"
"Ris! Nama gue Greyson! Bukan piggy!" Ia membentakku
"Bercanda. Lo biasanya dulu malah ketawa kalau dipanggil piggy"
"Dulu sama sekarang tuh beda!"
"So...you're changed your mind?"
"Iya, nggak selamanya gue bersifat kayak dulu!"
"Ooh. Tapi lo nggak keliatan berubah. Muka lo tetep kayak piggy...hahahaha"
"Iishh!" Ia melemparkan bantal ke mukaku
"GREYSON! Awas lo!" Aku melemparkan bantal ke mukanya kembali.

Terjadilah perang bantal.

Greyson held my hand and pushes me into the bed,
"Grey! Lo mau ngapain?! Gue masih kecil!"


To be continued

Komentar